Kamis, 20 Oktober 2016

CERPEN LUCU

TANTANGAN GILA


“Andi, Dian, Rio…..” panggil Leo.
“Ada apa Leo. Kok kayaknya loe serius banget. Ada hal penting yang mau loe omongin sama kita?” Tanya Dian.
“Yupz, bener. Gue punya sesuatu yang special buat loe semua.” Jawab Leo.
“Sesuatu yang special?” Apaan thu Leo?” Tanya Rio penasaran.
“Tadaaaa…” Leo menunjukkan 4 lembar tiket.
“Tiket apaan thu Leo?” tanyaku.
“Ini tiket ke Jepang.” Jawab Leo.
“Buat siapa Leo?” Tanya Rio yang makin penasaran.
“Gini loh. Nie kan ada 4 lembar tiket, yang 1 buat gue dan sisanya buat loe bertiga.” Jawab Leo.
“Haaahhh…yang bener loe.” Aku, Dian dan Rio mengatakannya secara bersamaan sambil mulut menganga.
“Iya beneran. Gue serius loh. Bukan Cuma tiket nie aja, gue bakal ngasih sarana dan prasarana secara gratis. Jadi loe bertiga cuma bawa badan aja deh.” Kata Leo.
“Asyiiiikkkkk, kita bakalan keluar negeri. Gue jadi gag sabaran nie.” Kata Dian.
“Gue juga nie.” Timpal Rio.
“Eitsss, tunggu dulu. Kalo loe mau tiket ini loe harus terima tantangan dari gue.” Kata Leo.
“Tantangan? Jadi ada tantangannya juga.” Kataku.
“Ya iyalah.” Kata Leo.
“Masa pake tantangan segala sih Leo. Pelit amat loe sama kita bertiga.” Kata Rio dengan raut wajah kecewa.
“Kalo loe nggak mau tantangan dari gue juga nggak papa kok. Gue bisa cari orang lain yang mau terima tantangan dari gue.” Kata Leo.
“Jangan gitu dong Leo. Kita kan best friend. Kalo gitu gue mau deh terima tantangan dari loe.” Kata Dian.
“Kalo loe berdua gimana? Mau gag?” Tanya Leo.
Aku dan Rio saling berhadapan lalu saling mengangguk.
“Emangnya tantangannya apa sih Leo?” tanyaku.
“Kalo soal tantangannya sih gue belum dapet ide, tapi kalo gue udah dapet idenya gue pasti langsung kasih tahu sama loe semua.” Jawab Leo.
“Oh,  yaudah deh. Tapi tantangannya jangan yang susah-susah ya Leo.” Pinta Rio.
“Kalo soal itu sih urusan gue dong.” Jawab Leo sambil pergi meninggalkan kami.
Tak heran jika Leo mau memberikan kami tiket itu. Karena Leo merupakan anak orang kaya. Ayahnya adalah seorang wirausaha yang terkenal. Meskipun anak orang kaya, dia rendah hati dan tidak sombong. Dia adalah sahabatku dan juga sahabat Rio dan Dian. Kami berempat bersahabat.
Kriiiiinggggg…..!
Bel pertanda masuk telah berbunyi. Kami pun masuk kedalam kelas dan mulai belajar. Aku terus memikirkan tentang tantangan yang akan diberikan Leo. Apakah tantangannya? Kita lihat saja nanti.
Sepulang sekolah, Leo mengajak kami ke kantin untuk membicarakan tentang tantangan itu. Kami duduk dan Rio langsung memulai percakapan.
“Apaan tantangannya Leo?” Tanya Rio yang tidak sabaran.
“Sabar sedikit dong.” Jawab Leo.
“Nie dia tantangannya. Dengerin gue dulu baik-baik baru deh loe boleh komen. Kalian bertiga harus pergi ke sekolah dengan mengenakan rok.” Tambah Leo.
“Whaaattttt…..!” teriak mereka setengah kaget.
“Loe gila ya Leo. Masa tantangannya kayak gitu sih, emangnya nggak ada tantangan yang laen apa.” Kataku setengah kesal.
“Iya nih. Masa kita disuruh pake rok sih. Kan malu, mau ditaruh dimana muka kami.” Balas Dian.
“Tau nie si Leo. Masa cowok cakep plus keren kayak kami bertiga pake rok sih. Gak cool dong.” Timpal Rio.
“Ya udah gue gag maksa loe bertiga kok. Kan udah gue bilang kalo loe nggak mau juga nggak papa kok.” Kata Leo.
Aku, Rio dan Dian saling memandang dan menelan ludah dengan berat. Kami berdiskusi lalu memutuskan untuk menerima tantangan dari Leo. Leo mengatakan bahwa tantangannya dimulai besok hari. Demi tiket ke Jepang plus sarana dan prasarana gratis, mau tidak mau mereka harus pergi kesekolah dengan memakai rok.
Keesokkan harinya, seperti biasa Leo pergi kerumah temannya satu persatu untuk menjemput mereka dan pergi kesekolah dengan mobilnya. Leo yang melihat teman-temannya memakai rok, tertawa terbahak-bahak. Dia tidak tahan menahan tawanya ketika melihat 3 temannya yang rela melakukan itu demi tiket ke Jepang.
Mobil yang dikendarai Leo pun sampai ke sekolah. Leo memarkirkan mobilnya ke tempat parkir dan keluar dari mobilnya. Aku, Rio dan Dian masih tetap berada di dalam mobil karena merasa malu. Namun demi tiket ke Jepang plus sarana dan prasarana yang gratis kami pun keluar dari mobil. Saat keluar dari mobil terdengar sorakkan dari teman-teman seisi sekolah melihat kami. Kami berjalan dengan tertunduk malu dan kami tidak menghiraukan sorakkan dari teman-teman. Kami langsung berlari masuk ke kelas. Sampai di kelas, teman-temanpun menyoraki mereka dengan sangat kuat. Wajah kami sudah sangat merah menahan malu.
Kriiiinggggg….!
Bel pertanda masuk sudah berbunyi. Bu Sri masuk ke kelas dan sangat terkejut melihat aku, Dian dan Rio. Dia memanggil kami dan menyuruh kami untuk menghadap kepala sekolah. Sesampainya di ruang kepala sekolah, kami dimarahi habis-habisan dan  kami dihukum.
Pulang sekolah, Leo memberi selamat kepada kami karena telah menjalankan tantangan yang telah diberikan olehnya. Kami sangat senang sekali. Leo memberikan 3 tiket itu kepada kami. Tapi sebelum tiket itu jatuh ke tangan kami, tiba-tiba angin yang kencang menerbangkan 3 lembar tiket yang ada di ditangan Leo. Kami berusaha mengejar tiket itu dengan sekuat tenaga namun tiket itu malah jatuh ke parit besar yang tidak berada jauh dari tempat itu.
Aku, Rio dan Dian hanya terpelongo melihat kejadian itu. Semua usaha yang telah kami lakukan jadi sia-sia saja. Kami lalu menangis sekuat-kuatnya karena tak bisa menerima kenyataan. Leo hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah 3 orang temannya itu.

Ini contoh cerpen lucu. Sorry kalo garing :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar